Monday, June 6, 2011

Ilmu Tertinggi


Ini kisah ttg walikota Lee Xiang Yin  saat masih pemuda tanggung dan sedang belajar Jurus pengendali lima unsur alam. Kalo ada yg merasa tersindir silakan…, ada yg merasa tercerahkan… itu lebih baik.  :mrgreen:
Saat Lee masih pemuda tanggung ia sudah menguasai ilmu silat yg cukup utk menghajar makhluk2 sekelas preman pasar sampai jendral istana yg ilmunya lumayan tinggi. Hal itu krn memang dia cukup berbakat dalam seni bela diri, dan didukung oleh nasib baik (eh..? baik atau buruk ya?) mendapatkan guru sekelas Sembilan Benua yg tersohor itu. Suatu hari karena merasa sudah waktunya melepas Lee turun gunung utk mengecap kerasnya kehidupan dunia sambil menimba pengalaman, Sembilan Benua berpesan pada sang murid kesayangan,
“Lee, sudah saatnya kamu turun gunung utk mengamalkan segala ilmu yg kuturunkan di jalan kebaikan. Sebagai hadiah utk ketekunanmu, guru berikan kitab pusaka “Pengendali Naga & burung Hong” utk menyempurnakan ilmu silatmu.”
Setelah sujud mengucapkan terimakasih, maka Lee pun turun gunung. Ia memilih tinggal di kota Xiang Yang krn disana lebih banyak yg bisa dipelajari. Tahap pertama dia mempelajari ilmu pengendali api dan air. Krn bakatnya yg luar biasa dia bahkan berhasil melampaui apa yg di ajarkan di kitab tersebut, maka dia menulis sendiri sebuah buku ttg pengendalian api dan air lalu dikirim kepada gurunya di puncak Hoa San.
Sebagai balasan, sang Guru mengirim surat berisi pesan “bagus, tidak sia2 kamu menjadi muridku”
Senang sekali hati Lee membaca pujian sang guru, dia kembali giat mempelajari ilmu pengendali angin, tanah, dan logam. Tiga sekaligus, dan lagi2 dia berhasil melampaui apa yg tertulis di kitab. Seperti sebelumnya, dia kembali menulis buku dan mengirimkan pada sang guru.
Sebagai balasan, sang guru mengirim surat berisi “Luar biasa, kamu menguasainya begitu cepat. Tapi ada satu ilmu terakhir yg paling penting yg belum kamu kuasai, yaitu pengendali diri.”
Lee senang sekaligus termenung krn masih  ada ilmu yg belum dikuasainya dari kitab tersebut. Setelah belajar sekian tahun utk menguasai diri dari amarah dan nafsu, Lee merasa dirinya sudah mapan. Apalagi tinggal di kota sekelas Xiang Yang yg cukup banyak menguras energi utk mempertahankan pengendalian diri. Bahkan dia berhasil meredam emosinya dgn rekor tak pernah marah dlm setahun penuh.  Utk merayakan kesuksesannya Lee kembali menulis sebuah buku khusus ttg pengendalian diri yg bahkan lebih tebal dari buku ttg pengendalian 5 unsur yg lain, spt biasa buku itu dikirim kepada sang guru utk meminta pendapat.
Sebagai balasan, sang guru mengirim buku tersebut kembali. Di sampul buku gurunya mencoretkan kata2 “Apa ini??  Isinya cuman omong kosong dan taik kucing”
Membaca coretan gurunya wajah Lee menjadi merah padam.
“Siapkan kuda terbaik, saya hendak ke puncak Hoa San menemui guru”, kata Lee pada ajudannya.
Sesampai di depan gurunya, dgn wajah merah padam Lee meminta penjelasan pada gurunya.
“Maafkan murid, kenapa guru menuliskan pesan yg begitu keras di sampul buku tsb. Padahal saya mengerjakannya siang-malam dgn sepenuh hati.”
Dengan acuh tak acuh sambil ngupil sang guru menjawab,”Kalau hanya dgn beberapa coretan jelek dariku bisa membuatmu sampai hadir di padepokan ini dgn wajah merah padam, apa itu yg disebut menguasai ilmu pengendalian diri??
Lee terhenyak lemas di depan sang guru dgn wajah pucat…  :mrgreen:

P/s: Perkara yang patut kita jihadkan adalah 

utk menguasai diri dari amarah dan nafsu. Itu yang dimaksudkan jihad sebenar.

No comments: